12 Juni 2009

Mamah Papah...


Maaaaf..

Maaafkan akan segalanya..

Maaafkan aku belum bisa membahagiakan..

Maaafkan aku yang hanya bisa membuat menangis..

Maaafkan anak mu ini yang belum bisa bersikap dewasa..

Mamah Bapak maaafkan anak yang satu ini yang selalu menyakiti hati..

Maaafkan atas segala salah yang telah ku berbuat dari kecil hingga saat ini..

Maaafkan jikalau aku pernah menyakiti hati hingga air mata membasahi sejadahmu..

Suka duka telah kulalui bersama mereka, mereka yang setia mengajariku semuanya, dari mereka aku bisa belajar segalanya. Semoga kita dipertemukan di surga yang Allah janjikan..

Aku tak akan pernah menyesal akan hidup yang telah di berikan Allah kepadaku tak akan menyesal memiliki orang tua seperti mereka. Karena aku lebih beruntung dari saudara-saudaraku di luar sana yang orang tuanya dan bahkan keluarganya telah tiada tidak bersama lagi tidak bisa shalat, puasa, bercanda, bersama keluarga, tidak bisa merasakan peluk hangat seorang ibu..Terimaksih Yaa Allah atas segala nikmat yang engkau berikan..

Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,"ORANG TUA adalah PINTU SURGA YANG PALlING TENGAH, terserah kamu, hendak kamu terlantarkan ia, atau kamu hendak menjaganya." (HR Tirmidzi)

Al-Qadhi berkata," Maksud pintu surga yang paling tengah adalah pintu yang PALING BAGUS dan PALING TINGGI. Dengan kata lain, sebaik-baik sarana yang bisa mengantarkan seseorang ke dalam surga dan meraih derajat yang tinggi adalah dengan mentaati orangtua dan menjaganya."Terlebih bila orangtua telah berusia lanjut. Dalam kondisi tak berdaya, atau mungkin sudah pelupa, pikun atau tak mampu lagi merawat dan menjaga dirinya sendiri, persis seperti bayi yang baru lahir.
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Sungguh celaka... sungguh celaka... sungguh celaka..", lalu dikatakan, "Siapakah itu wahai Rasulullah?" Beliau bersabda, "Yakni orang yang mendapatkan salah satu orangtuanya, atau kedua orangtuanya berusia lanjut, namun ia tidak masuk surga." (HR Muslim)

Masihkah kita berlaku buruk kepada ibu bapak kita padahal merekalah yang selama ini rela mengorbakan yang iya miliki untuk buah menderita. Masihkah kita tega menyakiti perasaanya. Masihkah kita tertawa bahagia melihat mereka terluka. Masihkah kita bisaa,…????tanyalah pada diri masing-masing berapa kali diri ini pernah melukai hati mareka..?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar